worst experience
Semua orang berkumpul dalam satu tempat untuk menghadiri acara perpisahan dan merayakan kesuksesan mereka dalam project nan kurang cukup berjalan dengan sesuai ekspetasi. Duduh mengelilingi meja yang telah berisikan hidangan yang disajikan disana sambil menonton film dokumenter yang ditangkap langsung oleh Wonwoo sebagai tim dokumentasi. Menayangkan beberapa kegiatan mereka selama beberapa hari tersebut secara besama-sama sambil berbincang mengenang moment mereka selama beberapa hari di desa tersebut.
Wonwoo yang baru saja menyelesaikan beberapa editan beberapa dari video yang ia tangkap itu langsung duduk disamping jeonghan sambil memberi kilas tanda sebagai misi mereka hampir selesai. Tak ada yang mengetahuinya dan sibuk dengan urusan masing-masing.
Jihoon yang sedari tadi merasa tak enak badan mulai ingin meninggalkan tempat mereka berkumpul kala itu, namun berhasil ditahan oleh Seungkwan yang mencoba menenangkannya dengan inhaler aroma terapi miliknya. Melihat Jihoon yang sudah tak berdaya menopang tubuh pada Seungkwan, Soonyoung memberi kesempatan kepada Jihoon untuk beristirahat lebih dikamarnya —namun ia menolak karena menyegani teman-temannya yang masih menginginkannya untuk tetap di satu meja ini.
Semuanya telah menyelesaikan santapan mereka dan satu-persatu diantaranya mulai tertarik untuk menonton tayangan dokumenter tersebut. Gelak tawa pecah saat adegan jinjin dan hanbin terjatuh mengembala kerbau yang liar hingga tersasar ke posko tim medis, kemudian sorakan riuh nan meriah menyambut tayangan Soonyoung bak hero di posko tim media yang mencoba menenangkan kerbau tersebut dengan mudah.
Lalu sedih melanda suasana hati mereka ketika melihat tayangan mereka mencoba memadamkan api semalam dan dilanjut pagi tadi membantu membersihkan puing reruntuhan dan harta benda dilokasi kebakaran semalam. Dilanjut dengan healing mandi disungai bersama hingga mereka memutar ulang reka adegan tadi sore oleh jinjin dan juga jun di samping meja mereka bak berpantonim.
Saat semua mata tertuju kepada jinjin dan jun, rekaman selanjutnya membuat mata mereka terfokus kembali ke white board proyektor. Suara desahan yang keluar dari sound system perlahan dipelankan oleh mingyu yang berada disampingnya. Tegak bulu kuduk minghao dan chan saat melihat adegan tak senonoh yang di bintangi 2 sahabat mereka tersebut.
“S-seok....” Ucap Jisoo sambil menepuk pundak Seokmin untuk melihat kearah proyektor.
Dua yang dari yang terpanpang wajahnya didalam adegan tersebut terkejut. Dengan wajah kepanikan Seokmin mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, Jisoo yang perlahan mulai meninggalkan sahabatnya itu tertahan langkahnya oleh Soonyoung.
“Apa-apaan sih?! Lepasin!”
“Mau kemana?!”
Sementara Jihoon yang masih memiliki hubungan dan kepercayaan setianya kepada cinta pertamanya perlahan mulai pupus dan berubah menjadi benci. Ia menatap lamat wajah Seokmin penuh amarah dengan menahan bendungan air matanya diujung pelupuk, beberapa kali Seokmin meminta ia untuk memberinya kesempatan untuk menjelaskan namun tidak digubris.
“Ji, Jihoon dengerin aku. Kasih aku kesempatan buat jelasin ke kamu yah? Dengarin aku itu bukan aki Jihoon!!! bukan akuu!!!”
Dengan Sigap Jeonghan membawa Jihoon yang sudah mulai pucat lunglai kedalam kamar setelah memberi penegasan kepada Seokmin untuk tidak mengganggu Jihoon saat ini; “enyah dari Jihoon sekarang atau lo bakalan gue jatuhin habis-habisan.”
Anggota yang tertinggal memandang Seokmin penuh hina, seakan tubuhnya kotor hingga raut wajah mereka seperti hendak meninggalkannya. Jun yang sedari lama kenal Seokmin mulai menjatuhkan harapan bahwa ia bukan sahabatnya lagi. Perlahan semua orang menjauhinya dan meninggalkan tempat itu satu persatu, kecuali Wonwoo yang juga sempat ditahan oleh Soonyoung yang meminta kejelasan.
Ketiga darinya kini telah duduk dihadapan Soonyoung. Jisoo, Seokmin dan Wonwoo bersedikap untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu karena sudah kelewat terintimidasi dari Soonyoung yang sudah menyilangkan tangannya rapat didepan dada. Berat hempasan nafasnya saat ingin memulai pembicaraan, dan akhirnya ia memulai mengintrogasi Seokmin dan Jisoo terlebih dahulu.
“Hhhhhh~ so, beneran di video tadi kalian berdua?”
Seokmin mengangguk sementara Jisoo hanya diam balik menentang Soonyoung dengan tatapan tajamnya.
“Okey, gue ngga masalah sih itu Jisoo atau bukan tapi yang gue permasalahkan itu lo Seok. Kok lo tega dan jahat banget sama Jihoon?”
Dengan cepat Seokmin menjawab “karena dia sok suci, sampai gue najis pengen pegang dia lagi. Tapi cinta gue sama dia tuh nyata!”
“Heh anjing! Yang ada Jihoon yang ngomong begitu sama lo! Ngotak ngga lo ngomong begitu?! Bego banget! Najisan Jihoon liat lo yang kemana-mana cuman bawa kontol doang!” Amarah Wonwoo tak terkontrol hingga akhirnya ia melepaskannya secara terang-terangan di hadapan Soonyoung dan Jisoo.
“Udah tenang dulu! Wonwoo lo bisa diem dulu? Gue lagi pengen ngomong sama ni orang.”
Wonwoo hanya begidik memutar matanya pelik sambil menyilangkan kaki dan tangannya didada. Soonyoung pun mengabaikan Wonwoo dan kembali berfokus kepada Jisoo selanjutnya.
“Dan lo, mau lo apa?” Tanya Soonyoung singkat sambil menunjuk Jisoo.
“Mau gue? Gue mau lo hancur. Simple bukan?”
//PLAK!
“WHAT THE FUCK! JANCOK!!! LO ANJING! SARAP LO YE?! HARAM GUE TEMENAN AMAU LO JISOO! INGATIN KE ABANG SEPUPU LO YANG SETAN ITU JANGAN BAWA LO KE JURANG YANG SAMA!!! ANJING PERSETAN SAMA LO BUSUK KEK SAMPAH!!!”
“Gyu! Gyu!! Sini Bantu leraiin! Bawa wonwoo masuk dulu tenangin dia!!”
Wonwoo yang mendengar jawaban Jisoo barusan berdiri dari duduknya kemudian menampar Jisoo dengan kuat hingga Mingyu yang tadinya ingin mengambil galon membawa kekasihnya jauh dari mereka bertiga. Kondisi kembali kondisif dan interogasi masih berlanjut. Soonyoung menegaskan kalimatnya kepada Jisoo dengan penuh penekanan.
“Hei! Pengen balas dendam jangan pake masalah pribadi orang lain. Egois lo sama egois sepupu lo itu beda. Lo mau ngancurin gue silahkan tapi jangan bawa-bawa temen gue!”
“Masalahnya apa sama lo? Lo ngga ada berhak ngontrol gue. Ingat ya soonyoung, lo bakalan tau penderitaan sepupu gue dengan ngerasain hal yang sama namun yang melaluinya temen-temen lo sendiri. Ingat! 16 dari mereka udah kena 5 sekarang sama gue. Btw gws, semoga lo sukses buat bantu penderitaan yang gue perbuat ke teman-teman lo.” Ucap Jisoo sebelum melenggang berlalu pergi ke kamar hendak mengemas barangnya untuk pulang ke jakarta malam ini juga.
Kini meninggalkan Soonyoung dan Seokmin. Kecanggungan diantara mereka sangat melekat hingga Soonyoung mengacak rambutnya kasar.
“Seok, mau lo apa sekarang?”
“Gue pengen Jihoon nikah sama gue dan lo jangan harap bisa milikin Jihoon. Lo pikir selama ini gue ngga liat apa kebusukan lo dibelakang gue?”
“Seok, lo juga ngga boleh egois. Masa lo selingkuh Jihoonnya ngga boleh?”
“Hei!!! Lo nantangin gue?! Gue bilang jangan sentuh Jihoon makanya jangan!!” Ucap Seokmin sambil menarik kerah baju Soonyoung. Ia tak membalas dan membiarkan Seokmin mengeluarkan amarahnya yang tak berguna itu.
“Hei, gue bukan nantangin lo. Tapi lo nantangin diri lo sendiri. Minimal lo ngaca, apakah lo pantas buat Jihoon. Please yah! Jihoon terlalu baik buat lo yang udah kotor ini Seokmin.” Tegas Soonyoung sambil membersihkan debu di pundak Seokmin.
“Sialann!!!” //BBBUAKK!
Sekali layangan tinju kuat Seokmin mengenai wajah Soonyoung, yang ditinju bukannya melawan namun ia berseringai menandakan bahwa ia menang.
“Hahaha, kenapa? Beneran baru sadar sekarang?”
“Heh! Ingat yah! Lo itu ngga bisa ngerebut Jihoon dari gue. Yang bisa ngerebut Jihoon itu cuman gue. Gue punya kuasa, karena gue sama Jihoon itu udah di jodohin. Lo jangan ngarep bakalan dapatin Jihoon dari Seokmin yang kotor ini.”
Soonyoung membelalak matanya tak percaya, Jihoon dijodohkan dengan Seokmin rasanya benar-benar memecahkan harapannya. Seokmin berseringai sambil tertawa jahat memukul Soonyoung sekali lagi hingga dilerai oleh beberapa masyarakat yang baru saja berkerumun hendak menemui mereka bersama beberapa petugas kepolisian.
“Hei!! Heii! Berhenti!! Tolong bawa pemuda yang bernama hanbin itu keluar!”
“Shit! Kali ini apa lagi?” Rutuk Soonyoung dalam hati.