Suasana asing dan Teman baru


Jihoon melihat sekeliling dengan anak-anak sekelas dengannya yang sibuk berkenalan dengan teman baru mereka, ia menyembunyikan wajahnya dengan tudung hoodienya setelah salah satu anak dari kelasnya mencoba mendekatinya dengan gerak gerik yang mencurigakan. Pikir Jihoon itu tingkah yang sangat aneh hingga ia enggan untuk berkenalan dengan anak tersebut.

“Sombong anjir kagak mau kenalan sosokan mentang-mentang dari luar negeri” Ucap salah satu anak kepada anak yang lain bermaksud menjauhi Jihoon yang menunduk di sudut ruanagan sambil mendengarkan musik di earphonesnya.

Tak lama Jihoon merasa tenang, beberapa tepukan di pundaknnya terasa berat karena seseorang memanggilnya untuk berkenalan.

“Jeon Wonwoo, salam kenal” Ucapnya.

“Lee Jihoon” Sahut Jihoon pula.

“Sekarang kita temenan, kayanya lo doang yang bisa berbaur sama gue dan sepertinya kita bakalan sefrekuensi. Karena dari semua anak kelas lo doang yang normal”

Sangat amat terkejut Jihoon di buatnya karena kalimat yang terlontarkan dari teman baru disampingnya ini. Jihoon yang mereka akan adanya kimestri antara mereka berdua nantinya pun membalas jabat tangan wonwoo yang sedari tadi bertengger di depannya.

“Salam kenal wonwoo, semoga nyaman main sama gue” Balas Jihoon di sambut dengan senyum sungging oleh wonwoo.

Sepertinya mereka berdua juga sudah langsung sah menjadi teman sebangku karena Wonwoo baru saja meminta tasnya kepada teman berproposi tubuh lebih tinggi di kelas untuk di berikan kepadanya. Sepertinya mereka cukup dekat untuk teman sekolah baru, namun Jihoon mencoba mengabaikan teman tinggi itu karena ia satu circle dengan Seokmin. Pokoknya yang berurusan dengan Seokmin membuat Jihoon langsung enggan membicarakannya.

“Oh ya Jihoon, boleh tukeran nomor imess ga? Gue pen dekat sama lo biar gue ada temen yang waras juga selama ini” Dengan kalimat eksplisit dari Wonwoo, Jihoon langsung memberi nomornya kepada Wonwoo tanpa beban.

Merasa ketriger, Jihoon jadi ingin tahu mengapa teman bernama Jeon Wonwoo ini memilihnya karena paling waras di kelas.

“Hmm nu”

“Iya?”

“Gue pen nanya deh”

“Tanya aja langsung, gue ga butuh basa-basi”

Tertegun, Jihoon pun langsung bertanya di buatnya.

“A-anu okey, jadi kenapa alasan lo milih gue jadi temen sebangku karena gue paling waras di kelas ini? Apa bener gue yang paling waras? Kenapa lo bisa tau?”

“Karena lo doang yang dari tadi ga heboh kaya orang gila hormat dengan menawarkan diri untuk punya temen paling banyak. Gue udah muak dengan cara berkenalan begitu di setiap tahunnya, gue pengen coba budaya luar. Karena katanya lo bukan orang indo”

Jawaban yang menarik dan jawaban ini pula yang membuat Jihoon terkagum kepada Wonwoo dan langsung mendiklaim bahwa ia salah sudah marah kepada Seungkwan tadi perkara salah Jurusan.

“Sebelumnya terima kasih nu, gue terharu. Cuman gue tadi bukan lagi nunjukin gaya gue kenalan sama orang dengan budaya luar! Nope! Salah besar. Gue cuman bingung kenapa hebohnya bukan main dan itu buat gue terlalu takut buat sekedar kenalan”

Pernyataan secara tak langsung Jihoon barusan membuat Wonwoo tersenyum dan merangkul bahunya.

“Hahaha ga perlu takut, anak SMA emang begini Ji. Kalut, ribut, riweuh, pokoknya buat lo makin heran deh. Mohon di maklumi ya suasana kelas yang kaya gini bakalan di rindukan waktu lo udah tamat kok. Jadi mohon biasakan diri mulai dari sekarang Ji”

Lagi-lagi ucapan kakaknya kemaren jauh sebelum ia datang kesekolah hari ini ada benarnya. Jauh seperti sekolah luar pada umumnya, Indonesia punya caranya sendiri. Tapi Jihoon tetap konsisten untuk cukup memiliki satu orang teman sekelas saja untuk saat ini.