Sepotong Roti
“Ji~ Jihoon. Bangun dulu bentar.”
“Eemmm??”
“Nih makan dulu rotinya, kata Jeonghan lo belum makan dari siang yah?”
Jihoon terbangun saat Soonyoung menepuk pundaknya pelan untuk sekedar menawarkannya sepotonh roti untuk perutnya yang kosong. Jihoon hanya menatap pemberian Soonyoung yang belum beralih padanya, ia malah menatap Soonyoung yang masih setia menunggunya menerima tawaran sebungkus roti miliknya tersebut.
Alih-alih memakan roti, ia kembali tidur dipundak Soonyoung. Si empu terkejut pundaknya ditempati kembali, terlihat Jihoon menutup matanya kembali untuk masuk kedalam mimpi, Soonyoung membawa Jihoon untuk duduk berhadapan dengannya.
Mengelus puncak kepala Jihoon sambil menyuapinya sepotong roti berukuran kecil untuk masuk ke dalam mulutnya. Jihoon menggeleng dan melemparkan wajahnya kembali menuju kedepan namun gagal karena Soonyoung dengan cepat mengembalikannya kembali menghadap pada dirinya. Soonyoung menghela nafas sebentar sebelum menasehati Jihoon betapa pentingnya kudapan saat ini dikala ia memiliki maag karena belum terisinya perut sedari pagi.
“Ji, gue minta tolong banget sama lo buat makan secuil potong roti ini aja buat pengganjal perut lo yang kosong itu ya? Please gue mohon banget, gue ngga mau lo sakit pas kita nugas disini.”
Jihoon kembali menerima keadaan dan tersadarkan tujuannya ikut dengan Soonyoung kali ini. Jihoon pun mengusap wajahnya gusar kemudian mengambil sebungkus roti dan air mineral tersebut dari tangan Soonyoung. Melahapnya dengan tergesa-gesa hingga ia tersedak dan batuk, untungnya ditolong oleh Soonyoung yang bersedia mengelus punggungnya.
“Pelan-pelan makannya, gue masih ada kok rotinya lagi di tas.”
“Uhukkk! Uhuukk!! Maafin gue ya guen. Maaf banget, sama sifat kekanak-kanakan gue ini yang ngerepotin lo. Maaf udah buat lo khawatir sampe mohon begini biar gue bisa makan. Buat kedepannya tolong jagain gue dan tegur gue kalau gue buat salah ya soon, gue mohon kali ini sama lo.”
Soonyoung membulatkan matanya ketika mendengar panggilan “soon” Terucap dari bibir Jihoon kembali, sontak merkah langsung senyum diwajahnya. Tak ragu pula ia mencuri cubitan kecil di pipi Jihoon karena gemasnya Jihoon saat ini dimata Soonyoung bak anak kecil yang memintanya untuk mengantarkannya kepada orangtuanya yang hilang. Soonyoung mengangguk untuk mengiyakan permintaan Jihoon dan kembali duduk seperti awal sambil bercengkrama sampai mereka sampai di stasiun pemberhentian akhir.
“Pasti Jihoon, gue udah janji sama bokap lo. Jadi serahin semuanya sama gue yah!”
“Makasih soon. Btw rotinya enak! Ini dari bandung ya?”
“Bukan, dari indoapril itu”
“Ehhh??”
“Hahhahaahahahahaha, kalau masih mau ntar pas sampe dijogja gue beliin lagi.”
“Gue cuman basa-basi doang guen ihh!”
“Jangan guen lagi dong, kan udah manggil soon tadi.”
“Kalau lo rese gue manggilnya guen bukan soon!”
“Dih pilih kasih banget, kek gue ada dua aja.”
“Emang!!”
“Btw ji, lo badmoodnya kenapa?”
“Kepo!”
“Hahahaha lucu tau ga sih kalau lagi bad mood?! Kek bebek, bibirnya maju terus gemes”
“Sembarangan ajaa!!!” //bbuak!
“Hahahahahaha aduh sakit!”