Nama
“Beneran abi ga nangis dua hari kemarin?” Tanya Jinan sambil mengusap pipi gembil Aksar yang sedang menutupi wajahnya yang basah di bahu Jinan.
“Hei?~ ayo dong jangan nangis hehe. Sini liat aku kak”
“Jangan panggil kak, kan udah jadi abi”
Jinan hanya bisa tertawa saat melihat Aksar menangkal sebutan 'kak' yang tersemat kembali pada dirinya setelah Jinan membawa wajahnya untuk saling bertatapan. Perlahan pula Jinan mengusap air mata di pipi Aksar, mengecup dahi, kedua pipi serta bibir plum Aksar singkat guna menenangkan suaminya.
Perlahan kepalanya ia rebahkan pada dada bidang Aksar, kemudian kedua tangannya mengalung pada tengkuk suaminya. Membuat Aksar kebingungan akibat Aksinya, Jinan mencubit ujung hidung Aksar kemudian menepuk bahunya pelan: “Tadi ke atas katanya mau bantu aku naik ke tempat tidur kenapa malah nangis? Tolongin ayo hahaha”
Suara tawa menggema di dalam kamar Jinan karena dua sejoli itu menertawakan kepolosan Aksar. Perlahan Aksar mengangkat tubuh Jinan dan menggendongnya untuk naik ke atas tempat tidur, lalu membantu Jinan untuk bersandar pada sandaran kasur dengan lembut.
Tak beberapa lama Jinan sudah merasa nyaman pada posisinya dengan Aksar yang sudah duduk di ujung kasur, Tiba-tiba Figo masuk sambil menggendong bayi mereka yang menangis karena kelaparan. Jinan pun mengulurkan tangannya untuk membawa si kecil pada pangkuannya untuk diberi asi. Sontak hal yang wajar Jinan lakukan itu membuat Figo membalikan badannya secepat kilat.
“WOI BUKA BAJU LIAT TEMPAT DONG!”
Seketika ruangan itu kembali di hadir dengan suara gelak tawa. Figo kebingungan dan mengedarkan pandangannya pada Aksar yang tertawa terbahak sambil mengelus surai halus anaknya.
“Masha allah Figo, itu wajar. Tapi kamu juga wajar kaget karena belum terbiasa. Sini duduk di sebelah abang, soalnya abang sama Jinan mau minta tolong kamu bantuin cariin nama buat anak kita.”
“Oh iya aku sampai lupa si manis ini belum dikasih nama hahahaha” Sahut Jinan bersamaan dengan kekehan kecilnya.
“Oke deh sini gue cari google” Ucap Figo pula sambil berjalan untuk duduk di ujung kasur bersama Aksar.
“Jangan google ih, manual dong” Protes Jinan pada adiknya.
“Yaudah bentar gue mikir dulu” Jawab Figo kembali.
“Dilihat-lihat si kecil mirip Jinan ya?” Tanya Aksar kepada dua kakak beradik itu.
dengan cepat mereka berdua menangkal dan menunjuk Aksar secara bersamaan: “NGGAK! MANA ADA MIRIP KAMU/ABANG TAU!” jawaban sinkron tadi menggelitik perut Aksar sekali lagi.
“Hahaha iya iya, mirip aku. Jadi namanya siapa?” Tanyanya kembali.
“Aksar junior?!” Pekik Figo
“Itu nama bapaknya! Ntar dipanggil dua-duanya yang nengok, yang lain” Protes Jinan kembali.
“Jauzan? Gimana?” Tanya Aksar
“Ih keren, ngapain susah susah suruh gue ikutan nyari?”
“Kamu yang lengkapin buat nama lengkapnya Figo”
“Ohhh~”
“Gitu aja geblek”
“Dih”
Setelah aksi saling menyahut antara dua kakak beradik itu, Figo menggaruk tengkuknya yang gatal sambil berpikir sambungan untuk pelengkap nama awal dari keponakannya yang sudah di tentukan oleh Aksar sebentar, Kemudian ia teringat akan satu hal.
“Jauzan al-fikri Afsan? Jauzan J-nya dari awalan nama lo, al-fikri tuh ya gitu deh bang Aksar pasti paham, Afsan marga bang Aksar. Gimana?”
“Mirip banget sama bapaknya haha suka nih gue” Ucap Jinan sambil memukul dada Figo.
“Jan mukul mukul napa sih sakit!”
“Boleh tuh, aku juga udah masukin ke note biar nanti ga lupa pas peresmian”
“Okey sip, hello baby Jauzan!” Ucap Figo langsung yang pertama memanggil Anak Aksar dan Jinan dengan nama yang mereka berikan. Tentu saja Keduanya tersenyum gembira saat si bayi merespon dengan menggenggam tangan Figo saat namanya di panggil.