Mission Changes

Pesta kenegaraan yang berlangsung saat ini adalah pesta perayaan ulang tahun sang pemimpin kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II. Yang mana para tamu undangan terdiri dari beberapa negara yang diantaranya adalah petinggi negara, warga sipil dan seluruh mahasiswa undangan yang melangsungkan beberapa studi tour yang di selenggarakan oleh salah satu universitas di Korea Selatan, Hanyang University.

Banyak hidangan yang tersedia di tengah aula disuguhkan secara langsung untuk para tamu undangan. Membuat beberapa orang memilih tempat tersebut sebagai spot utama malam ini. Termasuk 2 orang mahasiswa yang saat ini secara tak sengaja bahu mereka saling bertabrakan.

Buugg!

“죄송합니다 선생님 – joesonghabnida seonsaengnim (maafkan saya, tuan)”

“아! 죄송합니다, 나는 그것을 의미하지 않았다 – a! joesonghabnida, naneun geugeos-eul uimihaji anh-assda (aaa! Maaf, saya tidak sengaja)”

Saling menunduk setengah badan satu sama lain dan secara tak sengaja mengucapkan permintaan maaf dalam bahasa korea. Dua pria itu saling melirik satu sama lain dengan telunjuk yang juga ikut menunjuk kearah yang berlawanan.

“Orang korea?”

“Hahaha iya, saya dari korea”

“Wah ga nyangka ketemu orang korea juga disini hahaha”

Keduanya menertawakan hal kecil yang baru saja terjadi, kemudian berlanjut menjabat tangan satu sama lain guna berkenalan.

“Saya mahasiswa Kedokteran tingkat 3 dari Hanyang Universitas. Jangan bilang kamu juga anggota studi tour?”

“Hahaha dari mana kamu tau? Benar, aku salah satu anggota studi tour dari Universitas yang sama denganmu tapi aku Jurusan psikologi tingkat 6. Salam kenal, Sunbaenim”

“Salam kenal Hobaenim hahaha, mari makan”

Perkenalan singkat tersebut tak hanya sampai disana, sesudah pria yang lebih tua tersebut menawarkan beberapa hidangan kepada Pemuda lain yang lebih muda darinya, —mereka pun lanjut bercengkrama sambil berbagi meja. Menceritakan tentang bagaimana bisa mereka baru bertemu sekarang padahal sudah lewat 3 hari semenjak studi tour di mulai.

“kita tidak bertemu karena beda kelompok mungkin ya? Saya beneran tidak melihat Sunbae loh 3 hari kemarin”

“Informal aja, biar nyaman.”

“Ah! hahahha, panggil kak gapapa? “

“Nah gitu kamu manggil aku kakak aja”

“Hehehehe”

“Okey aku jawab ya pertanyaan kamu tadi. Mungkin bisa jadi?Soalnya aku lagi susun jurnal untuk ajuin koas bulan depan di seoul”

“Pasti sibuk deh kan kak?”

“Ya gitu lah”

“Kak—”

gggrrrtt

“Sebentar ya, ada telepon”

Kalimatnya terpotong beberapa menit karena handphone kakak tingkatnya itu baru saja berdering. Tak lama kemudian mereka pun kembali ke topik pembahasan mereka sambil menghabiskan beberapa sisa desert manis di piring mereka.

Berselang beberapa waktu suara terompet menggema dan membuat seisi ruangan berdiri secara spontan. Sang Ratu memasuki aula, berpidato untuk menyambut para tamu undangan untuk menikmati pesta malam ini. Semua orang bebas melakukan apa saja di gedung putih sebagai rasa syukur ratu kerajaan Inggris saat ini di beri umur yang panjang. Mendengar pengumuman barusan semua orang bersorak sorai untuk sang ratu.

Kerumunan orang mulai berdansa saat para orkestra melantunkan sebuah lagu. Namun tak dengan dua pria tadi, mereka memilih untuk berkeliling. Memulai kingdom tour yang beranggotakan 2 orang saja dengan yang lebih tua sebagai tour guide kali ini.

Mulai dari menjelaskan tentang ruangan aula penobatan anggota kerajaan, filosofi pilar gedung putih, beberapa ruangan yang menyimpan segala artefak peninggalan anggota kerajaan terdahulu yang di beri sensor keamanan paling canggih, hingga beberapa harta kekayaan termasuk mata uang, perhiasan, serta lukisan bernilai kelas tinggi yang pria jakung itu jelaskan kepada adik tinggkatnya.

Termasuk, Kohinoor. Berlian seberat 105.06 karat yang berasal dari penambangan guntur di india yang di beli secara resmi oleh ratu Elizabeth I sebagai perhiasan untuk mahkotanya pada tahun 1850 sampai sekarang.

Bertukar cerita, sambil bersenda gurau menghabiskan waktu acara yang tersisa untuk mendekatkan diri. Bagian paling di sukai pria muda itu adalah bagian dimana kakak tingkatnya menjelaskan betapa cantiknya permata dari Kohinoor itu bersinar. Dan secara tak sengaja kedua anak adam itu terhanyut akan rasa zona nyaman yang sudah mereka buat hingga lupa tujuan awal dari acara ini.

Beberapa saat menuju rute selanjutnya suasana canggung melanda mereka, dua netra pun saling bertemu pandang. Pria jakung itu hanya menampakan senyumannya dan membuat pria muda itu salah tingkah sambil berjalan menuju air manjur di taman kerajaan.

“Suka ga tadi tournya?” Tanya yang lebih tua sambil memainkan ujung telunjuknya di tepian kolam air mancur tersebut.

“Suka dong, walaupun baru kenal. Kakak tuh ngejelasinnya asik banget kaya teman sebaya. Aku jadi banyak tahu tentang istana ini dan juga... Kakak yang pintar dan berwawasan luas ini.... hahahaha”

“Hei? Nakal kamu ya? sini!”

Merekapun berlarian sambil mencipratkan percikan air dari air mancur tadi hingga mengenai satu sama lain. Usilnya pria muda itu membuat yang lebih tua gemas karena ulahnya membuat ia harus merengkuh tubuh mungil pria itu agar bisa mengusilinya kembali.

Karena jarak yang terlalu dekat kedua anak adam itu merasakan degup jantung satu sama lain yang begitu kencang hingga punggung si mungil dapat merasakan getaran di dada bidang kakak tingkatnya itu.

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, Pria Jakung itu kembali mendapatkan panggilan suara secara berurutan. Begitu pula dengan yang lebih muda, terlihat seperti panggilan suara dari ayahnya yang meminta ia untuk segera pulang.

“Kak kayaknya aku harus pulang sekarang kalau ga aku bakalan ketinggalan pesawat buat balik ke korea. Hehe, sampai ketemu nanti. Makasih tour serunya!!!”

Beberapa detik sebelum ia benar-benar pergi, Yang lebih tua darinya itu menahan pergelangan tangannya sebentar dan membuat si empu tersentak kebingungan.

“Ya kak?”

“Boleh aku minta nomor mu? Hanya untuk memastikan apa kamu udah sampai di rumah dengan selamat atau ngga. Soalnya udah larut.”

“Hahaha boleh dong kak. Sini handphonenya”

Saat handphonenya berada dalam genggaman tangan Si mungil dalam beberapa detik. Pemilik handphone tersebut langsung merebutnya kembali dengan cepat dan menawarkan diri untuk memberi nomornya terlebih dahulu.

“Kamu aja yang simpan nomor aku gimana? Nanti kalau udah sampai dirumah dengan selamat kasih tau aku ya”

“Ohh gitu, oke deh kak”

Mereka pun saling bertukar nomor, Layaknya pria dewasa, ia pun mengantarkan yang lebih muda menuju ke pintu gerbang utama gedung putih dan memastikan ia benar-benar masuk ke dalam sebuah taxi dengan selamat.

“Jangan lupa kabarin ya!” Teriaknya kepada seseorang yang sudah melambaikan tangannya di dalam taxi yang sudah melaju di jalanan malam itu.

“Kohinoor, tunggu aku”