Klimaks.
———
Sesuai arahan pria yang kerap disebut dengan sebutan Guen itu —semua anggota tongkrongannya hadir dalam undangan mendesak malam ini. Dengan raut wajah nan keheranan mereka berkumpul disuatu ruangan privasi yang sudah dibooking oleh Soonyoung kepada pemilik cafe tersebut.
Kini dimeja bundar ini —sebelum ia benar-benar menjelaskan tentang apa yang ia rencanakan selama ini kepada sahabatnya, mengatur nafas panjang terlebih dahulu. Sekejap ia dapat melihat sorotan penuh api dari salah satu sahabatnya, Doyoung —yang membuat Soonyoung mendapat tekanan besar saat ia ingin berbicara. Untunglah Jaehwan membuka pembicaraan mereka malam itu.
“Jadi... Apa yang pengen lo sampein sebelum kita ke Jogja?”
Pundaknya ditepuk pelan oleh Hanbin guna menyalurkan keberanian terhadap dirinya. Soonyoung meremat kepalan jari-jarinya dan memulai pembicaraan serius ini dengan menyebut kata maaf.
“Sebelumnya gue, Kwon Soonyoung. Sahabat sekaligus mantan ketua tongkrongan ngabers ini, meminta maaf atas apa yang sudah gue perbuat 4 tahun yang lalu.”
Semua orang keheranan dengan permohonan maaf yang terlalu tiba-tiba ini. Semua mata saling beradu tatap bergantian secara acak karena tidak paham dengan motif yang soonyoung sampaikan barusan. Merasa tidk kuat untuk menahan rasa penasarannya, Doyoung melemparkan pertanyaannya yang serupa didalam ruang obrolan pribadi mereka berdua.
“Johnny suh. Kenapa dia dipenjara? Kenapa kita semua kecuali lo ngga tau akan keberadaannya bahkan kita hampir lupa Johnny suh tuh siapa Guen!!” Kentara suara Doyoung menggelegar hingga melampiaskan kemarahannya dengan berdiri sambil memukul meja bundar tersebut.
Semua orang terperanjat dengan perubahan emosi Doyoung. Jun mencoba menariknya untuk kembali duduk untuk menenangkan diri, sementata Daniel mencoba menyambung kalimat Doyoung dengan tanda tanya besar di wajahnya.
“Maaf nih gue nyela dan minta lo —Guen.” Ucap Daniel sambil menunjuk ke arah Soonyoung, kemudian melanjutkan kalimatnya. “Coba jelasin ada apa dengan situasi saat ini? Gue juga setuju sama Doyoung, kenapa kita lupa? Apa yang udah lo lakuin dibelakang kita semua sampai berdampak kesemua kenalan lo?”
Soonyoung memejamkan matanya sebentar sambil memijit pangkal hidungnya. Kemudian menarik nafas sedalam mungkin, lalu mengeluarkannya dengn berat.
“Huuftttt... Okey. Gue klarifikasi bahwa gue benar-benar udah bikin kalian lupa sama kejadian 4 tahun yang lalu dengan cara liburan ke raja empat dengan linimasa 4 minggu disana. Gue mencoba buat kalian lupa akan kejadian yang terjadi dimalam sebelum kita berangkat kesana dengan cara distraksi.
—kalian ingat ga? Waktu itu kalian semua udah di bandara sedangkan gue telat dan datang dengan penuh lebam dimuka ke bandara? Ya, benar. Gue habis berantem sama Johnny dan masukin dia ke sel tahanan.”
“Ahh! Gue ingat!!! Waktu itu juga Johnny udah ngundurin diri kan dari tongkrongan kita” Ucap Jun.
“Iya bener, dia udah jauh ngundurin diri sebelum keberangkatan mendadak kita malam itu. Gue harap kalian ngga lupa sama kejadian di kontrakan gue, tepat di ulang tahun gue waktu itu.”
Wonwoo membulatkan matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia temukan di dalam sebuah handycamnya yang sedari tadi ia otak-atik saat semua orang sedang serius mendengarkan Soonyoung. Dengan cepat ia memutar rekaman tersebut sambil menutup mulutnya tak percaya dengan rekaman yang diambil dengan tanggal yang sama dengan yang soonyoung sebut barusan.
“G-guys... K-kitaa.... Pernah makai na-nar-narkoba di kontrakan Soonyoung waktu itu. K-karena dia.... Hueekkk!!!”
Setelah tergagap-gagap mengungkap kalimatnya, Wonwoo berlari terbirit menuju kamar kecil untuk mengeluarkan isi perutnya setelah ke trigger dengan barang haram tersebut. Semua orang yang berada disana merasakan sensasi yang serupa namun berbeda tiapnya.
Seperti; Soonyoung dan Daniel yang terkena serangan panik dengan tiba-tiba, Jun, Doyoung dan Jaehwan yang merasakan alergi gatal yang teramat pada tubuh mereka. Lalu Wonwoo dan Jinjin yang merasakan sensai mual yang luar biasa —setelah melihat rekaman yang berisikan adegan mereka pesta narkoba 4 tahun yang lalu di kontrakan Soonyoung dengan selipan adegan ritual yang mengerikan dipandu oleh Salah satu mantan sahabat tongkrongan mereka, Johnny suh.
Dengan suara yang bergetar, Soonyoung mencoba berbicara sekuat mungkin agar sahabat-sahabatnya kembali tenang dan normal seperti biasa. Ia mengambil handycam milik Wonwoo diatas meja untuk menghentikan suara mengerikan dari rekaman tersebut agar situasi di ruangan ini kembali kondusif.
Setelah rekaman itu dihentikan mendadak semua orang mengatur nafas mereka dengan rakus. Naik turun dada mereka hingga kesakitan tak ingin lagi mendengar rekaman terkutuk itu kembali. Soonyoung dalam diam teringat akan satu hal dan menyadari semuanya. Ia kembali memgumpulkan sahabatnya untuk duduk kembali dan memberitahukan apa yang terjadi 4 tahun yang lalu sampai detik ini.
“Guys!! Guys!! Calm down! Gue tau semuanya. Gue tau rencana mereka. Gue baru sadar sekarang. Ternyata Joshua sama Johnny itu sepupuan. Joshua alias Jisoo, dia mantan gue. Dia juga pernah ngelakuin rapalan di video tadi ke gue sama Seokmin malam waktu kita lagi ngerjain kerkom. Gue rasa Seokmin selingkuh sama dia karena terpaksa dan hasil buah dari ritual kayak tadi.
—dan yang Johnny lakuin ke kita malam itu juga tujuannya sama. Biar kita semua tunduk sama dia!”
“Kalau ini hal mistis kenapa harus bawa narkoba?” Tanya Jinjin polos kemudian di jawab oleh Wonwoo yang baru saja kembali dari kamar kecil.
“Ya biar kita ngga sadar lah goblok! Lo pikir apa lagi selain dia butuh itu buat taklukin kita semua? Gue yang waktu itu ngga makai aja pas ngerekam dengar suara rapalan dia yang kek manggil 1000 mayat itu oleng, apalagi dibawah pengaruh narkoba.”
“Kalau kata gue, kita lupa bukan karena Guen ngedistrak kita ke raja ampat. Tapi, Johnny yang buat kita lupa sama kejadian waktu itu.” Tegas Daniel setelah menangkap detail konspirasi mereka.
Teringat akan satu hal yang belum ia jelaskan, Soonyoung mulai kembali berbicara dan menjelaskan apa yang terjadi sebelum mereka pergi untuk berlibur selama 4 minggu itu.
“Oh ya, sebenarnya yang terjadi malam itu. Gue tiba-tiba disergap sama polisi ke kontraian gue. Semua rumah gue digeledah, dan gue awalnya mengambil langkah untuk melarikan diri sendiri. Tapi gue mikir lagi, biar gue ngga ketahuan kabur makanya gue ajak kalian buat liburan bareng malam itu juga. Dan untuk saat itu gur bener-bener minta maaf.
—Untungnya polisi bawa tim forensik yang bisa langsung nangkap tersangka dengan sidik jari. Untungnya lagi sidik jari kita semua ngga ada di barang haram itu. Karena pelakunya jelas Johnny makanya gue bantuin polis buat nunjukin lokasinya malam itu.
—gue diutus sama polisi itu buat jadi umpan Johnny keluar, tapi hasilnya ngga sesuai harapan hingga kita berdua baku hantam. Karena perkelahian kita itu udah ngga wajar lagi makanya Polisi langsung tembak kakinya biar ngga ngelawan lebih lagi.
— dan malam itu juga dia masuk sel. Dan ditahan sampai sekarang. Makanya Sekarang Joshua hong alias Jisoo, Mantan pacar gue. Menlanjutkan pekerjaan si bodoh itu untuk taklukin kita semua. Termasuk anak-anak project gue guys.”
Semua orang berekspresi tak percaya karena sudah dikhianati oleh sahabat satu tongkrongannya sendiri. Bukan dengan cara yang tak wajar, hingga menautkan hal mistis untuk menguasai geng mereka yang dulunya terkenal dengan tongkrongan elit.
Tentu saja, posisi ketua pemegang tongkrongan ini yang Si Johnny suh raih untuk popularitasnya. Tingkat rasa ingin berkuasa meng-egoiskan dirinya sendiri hingga mengorbankan para sahabat seperjuangannya.
Bangga telah menjadi dendam kusumat, semuanya bersatu malam ini untuk merubah semua rencana jahat Johnny yang dilanjutkan oleh Jisoo. saling merangkul untuk saling melindungi, itu lah motto dari tongkrongan ini.
“Persahabatan yang hebat dan kuat itu adalah saling melindungi satu sama lain, janji?” Ucap Soonyoung kemudian digubris bersama dengan sorakan lantang mereka “JANJIII!!!!”
“LAAKIIKKKKKK!!! UHUUHHHHAGSGSH”
Semua orang tertawa akan tingkah kocak Hanbin ditengah keseriusan mereka. Saling berpelukan untuk saling berjuang, dengan keberanian untuk melawan kerasnya hari esok mereka semua bubar dengan langkah yang kuat keluar dari ruangan tersebut.
Soonyoung yang terakhir keluar dari ruangan itu hanya bisa terkekeh lucu melihat tingkah absurd para sahabatnya didepan sana. Kemudian disusul Wonwoo disampingnya sambil berbisik sesuatu yang membuatnya teringat akan Cinta pertamanya, Jihoon.
“lakuin tugas lo yang bener, lindungin Jihoon dari Seokmin yang sekarang udah mulai gerak.”