belive


Surel terus berdatangan, dering telfon kabel memenuji seisi ruangan, sambung menyambung bergantian menyangkal dengan kalimat “segara akan kami konfirmasi setelah menanyakan langsung kepada pihak yang bersangkutan”, kemudian ruangan hening seketika selama 5 detik.

“Wah~ itu si pembuat artikel dia dari mana dapat info absurd begituan sih? Gue lama-lama bisa pegel cuman ngangkat telfon doang” Keluh Seokmin sambil menyandarkan punggungnya pada kursi setelah menutup telpon.

Hanya helaan nafas berat yang terdengar bersumber dari anggota timnya setelah berusaha sekuat tenaga menjawab semua panggilan yang masuk. Tentu saja Jihoon sebagai kepala tim merasa bersalah karena lengah dan tak menyadari berita palsu ini akan di posting sebagai pengalihan isu topik panas hari ini, karena aktris dari agensi mereka telah mendeklarasikan kehamilan di luar nikahnya tanpa sepengetahuan agensi sendiri termasuk direktur dan tim humas.

Jihoon menghembuskan nafasnya perlahan guna menetralisirkan emosinya sambil menutup mata, kemudian mencari kontak yang ia beri nama “Gorila” Dan menghubunginya. Tak lama panggilan tersambung dan...

“Hmmm?”

“Woi gorila! Lo beneran mukul kepala anak orang?”

“Heh! Kalau ngomong disortir dulu bisa ga sih? Main asal nuduh aja! Gue ga hobi berantem”

“Iya gue tau, gue cuman nanya doang beneran apa kagak?”

“Ya kagak lah, ngadi aja beneran. Nanti reputasi gue rus—”

“Okey, bye!”

“Woi ji! Wo—”

tut! panggilan terputus.

“Gimana kak? Beneran ga?” Tanya Seungkwan khawatir sambil mencubit kecil jarinya.

“Nanti gue konfirmasi lagi detailnya, lo semua tolong angkat dan sangkal semua pertanyaan yang di ajuin sama reporter gila asumsi itu! Gue mau tanya Jun karena dia doang yang bisa jadi saksi mata kita buat saat ini. Mengerti?”

Serempak ke-tiga anak buahnya menjawab “mengerti”. Jihoon pun keluar dari ruangan hendak bergegas menuju ruang rapat yang sebentar lagi akan di adakan secara dadakan namun seketika langkahnya terhenti saat anggota baru timnya bertanya sekali lagi kepada Jihoon karena pertanyaan sebelumnya ia abaikan.

“Kak, serius Soonyoung bakalan baik-baik aja? Dia beneran ga ngelakuin hal itu kan?”

Jihoon perlahan melangkah di hadapan Seungkan, kemudian mengangkat tangannya untuk mengusap surai hitamnya sebentar untuk menghilangkan rasa takutnya.

“Percaya sama kakak kwan, Aku tahu banget dia ga bakalan ngelakuin hal itu. Jadi jangan khawatir.”

Setelah mengatakan kalimat barusan, Jihoon langsung menuju ruang rapat dengan menaiki anak tangga.