are you sure it's only one day?


Jihoon sudah mengemas barang bawaannya ke dalam ransel kecil yang biasa ia kenakan sebagai tas bekerjanya. Menunggu Soonyoung menjemputnya dan pulang kerja lebih awal adalah hal yang tabu Jihoon lakukan sebagai individu berkepribadian workaholic. Jantungnya berdegup kencang saat ia memikirkan bagaimana Soonyoung membawanya dengan pelan menuju van limosin miliknya kemarin saat ia sudah tak berdaya hanya dengan menopang tubuhnya sendiri. Saat Soonyoung merawatnya saat ia terluka dan sakit tak sebagaimana ia biasanya hidup terbiasa sendirian melakukan hal seperti minum obat saja jarang ia lakukan.

Jihoon merasa lebih aneh lagi jikalau seseorang yang baru ia kenal sudah memegang tangannya dan memeluk tubuhnya dengan hangat sangat hati-hati seperti yang Soonyoung lakukan kemarin hari, itu juga pertama kali dalam hidupnya. Bagaikan candu, ada rasa ingin mencobanya sekali lagi bagaimana perlakuan Soonyoung padanya kemarin hari dalam pikirannya saat ini.

Suara ketukan pintu yang sangat kuat dari luar sana membuat Jihoon tersadar dan terperanjat hingga ia terduduk di lantai. Seseorang di luar studio Jihoon kemudian membuka langsung pintu tersebut dengan kartu akses yang diberikan oleh resepsionis kepadanya karena ia mengatakan bahwa pemilik studio dalam keadaan darurat. Sosok pria itu kemudian berlari menuju Jihoon dan membawanya turun ke lantai dasar dengan cara menggendong pria bertubuh mungil itu dalam rengkuhannya bak Cinderella.

Semua mata tertuju pada mereka berdua karena Soonyoung berlari sekuat tenaga tak lupa pula dengan raut wajahnya yang panik sambil menggendong Jihoon dengan bridal style, menjadi highlight kantor agensi tempat Jihoon bekerja hari ini. Tepuk tangan yang meriah membuat Jihoon menyembunyikan wajahnya bersemu merah muda pada ceruk leher Soonyoung karena koleganya dapat mengetahui siapa yang sebenarnya berada di dalam kukuhan pria berbadan besar sambil berlari menuju keluar gedung ini.

“Soon, pelan-pelan jantung gue sakit” Ucap Jihoon sambil meredamkan suaranya di sana.

“Sakit banget ji? Sabar ya kita kerumah sakit sekarang”

“Hah?”

Ada rasa ingin menghentikan Soonyoung karena perlakuannya saat ini, ada rasa ingin pula ia terus berada dekat tanpa jarak dengan tubuh Soonyoung saat ini. Jantung Jihoon seakan ingin meledak saking cepatnya kecepatan jantungnya memompa setiap tatapan mereka saling bertemu.

“S-soon” Ucap Jihoon terbata setelah Soonyoung menempatkannya di kursi penumpang.

“Sebentar Jihoon, kita ke rumah sakit dulu kayaknya sakit banget ya dadanya?” Tanya Soonyoung serius sambil memasang seatbelt Jihoon.

Jihoon hanya mengangguk dan memegang dadanya kuat tepat pada letak jantungnya. Soonyoung pun bergegas ke kursi supir kemudian melajukan mobil Jihoon menuju ke rumah sakit.

“Tahan sebentar ya Ji, bentar lagi sampai”

Jihoon masih tenggelam dalam lamunan, karena ia masih belum mengerti kenapa jantungnya masih berdegup kencang tanpa ada rasa sakit atau nyeri pada jantungnya. Sesampainya di rumah sakit, Soonyoung memanggil perawat untuk membawakan kursi roda dulu agar bisa membawa Jihoon dengan mudah.

Jihoon kalang kabut mencari cara agar Soonyoung berhenti bersikap panik karena sudah tau jawaban mengapa jantungnya berdegup kencang saat ini. Dengan segera sebelum Soonyoung dan menuju kearahnya, Jihoon keluar dari mobil kemudian berlari ke arah Soonyoung, memeluk pria jakung itu dengan kuat hingga tak ada seorangpun yang bisa merebut Soonyoung darinya saat itu.

Perawat yang datang bersama Soonyoung tadi seketika menutup mulutnya dan memalingkan wajah saat Jihoon mencoba mencium pipi Soonyoung, tanpa ia sadari pria yang ia peluk dan cium barusan mematung sejenak sebelum mata mereka bertemu kembali.

Situasi di dalam mobil terasa canggung, karena suara sunyi menyelimuti ujung ke ujung mobil Jihoon, suara mesin mobil yang terdengar halus di indra pen dengan, dan ada Soonyoung yang berkutat fokus dengan jalan raya dan ada juga Jihoon yang sibuk menggigit kukunya sambil menatap ke arah luar jendela. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan terlebih dahulu setelah pulang dari rumah sakit karena tidak ada yang mau tanggung jawab atas kejadian yang dilakukan Jihoon di depan umum tadi terhadap Soonyoung